Panic Buying Picu Minyak Goreng Langka
BANDARLAMPUNG- Aktivitas belanja lantaran rasa panik oleh masyarakat (panic buying) memicu minyak goreng langka di pasar.
Kepala Dinas Pangan Kota Bandarlampung, I Kadek Sumartha, mengungkapkan, panic buying di tengah masyarakat saat pasokan minyak goreng berkurang dari produsen ke distributor.
I Kadek Sumartha menjelaskan, pasokan minyak goreng berkurang ini karena pedagang eceran di pasar tradisional menahan stok minyak goreng.
“Ini dilema. Satu sisi pedagang eceran pasar tradisional beli (minyak goreng) sudah tinggi, bagaimana dia mau jual sesuai HET?. Pedagang beli minyak goreng sebelum HET ditetapkan pemerintah. Akhirnya dia menahan, ada yang beli di atas HET, ya, syukur,” kata ia saat operasi pasar murah Kecamatan Bumi Waras, Senin (14/2/2022).
Ia menuturkan, hasil sidak Tim Satgas Pangan, bahwa tim ini tak menemukan ada penimbunan minyak goreng oleh distributor dan pedagang di pasar-pasar, baik tradisional maupun modern.
“Tak ada penimbunan. Mereka terlambat (terima) pengiriman. Biasanya setiap hari, ini satu minggu baru dikirimkan, itu pun dengan kuota lebih kecil. Kalau rak salah 30 persen kuotanya sekarang,” katanya.
Menurut Kadek, pemerintah daerah tak punya wewenang menekan produsen minyak goreng. Pemerintah hanya bisa mengintervensi harga minyak goreng tinggi dengan menggelar operasi pasar murah. Ini untuk membantu masyarakat dan mengimbau warga dan produsen.
“Masyarakat jangan panic buying. Barang ada di pasaran namun harganya lebih tinggi dari HET. Jangan menimbun, belilah seperlunya. Mohon kiranya pedagang dan pabrik kalau memang punya (minyak goreng) tolong salurkan ke pasar-pasar, baik tradisional maupun modern,” ucap ia.
Enam Distributor
Kepala Dinas Perdagangan Bandarlampung, Wilson Faisol, mengunhkapkan, kebutuhan minyak goreng untuk Kota Bandarlampung dapat pasokan enam distributor.
“Ada enam distributor minyak goreng, yang 2 tak produksi karena tak memiliki kebun atau CPO,” ujar ia tanpa merinci keenam distributor yang dimaksud.
Wilson hanya menyebutkan 2 dari 6 distributor minyak goreng ini, yakni Bumi Waras dan Dumas.
Perusahaan Bumi Waras turut mendistribusikan minyak goreng kemasan dengan merek Tawon dan Rose Brand untuk pasar murah Pemkot Bandarlampung.
Keenam distributor minyak goreng itu, jelas Wilson, sangat bergantung pada suplai perusahaan produsen minyak goreng.
“Hasil pengamatan Tim Satgas Pangan, bahwa distribusi tak ada masalah tapi hanya suplai dari produsen,” katanya.(*)