Kebijakan Sekolah: Belajar Daring, Dana BOS Bisa Dipakai Beli Kuota Internet
BANDARLAMPUNG (LAMPUNGINSTA) – Pemerintah kota Bandarlampung menanguhan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka sampai dengan 31 Oktober 2020 mendatang, banyak dikeluhkan orangtua murid yang merasa sulit menyediakan kebutuhan kuota internet dalam proses kegiatan secara daring, hal ini dikatakan Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung Sukarma Wijaya.
Sukarma Wijaya memastikan penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) kepada tiap sekolah, bisa dialihkan untuk pembiayaan kuota internet untuk guru dan peserta didik.
“Sebenarnya kembali kepada kebijakan sekolah, kalau dimungkinkan melalui dana BOS ada pembagian kuota itu. Memang itu dibolehkan, silahkan. Namun harus dikonsultasikan bersama guru dan kepala sekolah,” jelas Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Tersebut, Selasa 25 Agustus 2020.
Pengunaan dana BOS untuk kebutuhan kuota interet ini merupakan kebijakan yang diambil untuk merespons situasi pandemi Covid-19 saat ini.
“Namun kadang ada sekolah juga tidak mencukupi, bagaimana bisa memberikan kuota, bayar guru honor kami saja kami nggak cukup,” ungkapnya.
Sukarma menjelaskan, ada dua permasalahan yang kerap menjadi keluhan. Pertama, orangtua dari kalangan belum mampu yang berat membiayai kebutuhan sekolah selama daring. Kedua, dengan tidak masuk nya anak ke sekolah, memanfaatkan belajar kelompok untuk sekedar bermain-main.
“Tapi yang lebih banyak menjadi persoalan masalah daring juga ini kuota yg selalu ditanyakan kepada kami darimana. Artinya kita harus sama-sama cari solusi, kita kembalikan kepada bapak Walikota dalam hal penanguhan KBM secara tatap muka,” paparnya.
Saat diwawancari, Nur (35) Warga Kampung Sawah mengatakan bahwa dirinya tetap mematuhi peraturan pemerintah dalam hal pencegahan Covid-19 di Kota Bandar Lampung. Namun dalam hal KBM secara daring dirinya mengeluhkan tidak adanya telepon gengam yang berfungsi untuk KBM virtual.
“Anak saya sudah lama nggak sekolah, belajarnya daring. Ini bagus untuk pecegahan virus, tapi kesulitannya karena saya kan nggak punya Hp nya jadi suka nebeng sama temen atau saudara,” kata Nur.
Meski sudah mendapat pinjaman alat untuk daring, Nur mengaku berkewajiban untuk membeli atau menganti kuota.
“Nebeng sama orang, kadang saya beli kuota orang itu Rp10 ribu, kadang delapan ribu. Tapi penghasilan bapak nya jadi kuli di pasar tugu aja sehari cuma Rp30 ribu,” pungkasnya.(ton)