BANDARLAMPUNG (LAMPUNGINSTA) – Pembangunan flyover ruas Jalan Kapten Abdul Haq – Komarudin, Rajabasa, belum dapat dimulai pengerjaannya karena persoalan ganti rugi satu lahan yang belum selesai.
Sekretaris Kota Bandar Lampung, Badri Tamam, mengungkapkan, untuk pengerjaannya sampai saat ini belum dapat dilaksanakan pihak kontraktor, sebab ganti rugi lahan yang belum selesai.
“Sampai saat ini masih proses pembebasan lahan. Ada satu lahan yang negosiasi ganti ruginya belum selesai. Artinya, saat ini ada kendala sedikit dan kita masih minta agar mereka (pemilik tanah) dapat dilakukan pembebasan lahan,” ujarnya, Rabu, 12 Juni 2019.
Namun secara keseluruhan, lahan milik warga yang akan dibangun flyover itu telah selesai prosesnya.
“Hanya lahan yang diketahui milik perusahaan itu sampai sekarang belum menemui titik terang soal pembebasan lahannya,” kata Badri.
Sedangkan untuk pengerjaan flyover ruas Jalan Untung Suropati – RA Basyid di Labuhan Dalam dapat dilanjutkan kembali.
Berdasarkan pantauan, tampak alat-alat berat mulai disiagakan kembali dan beberapa petugas melakukan pengukuran di kedua ruas jalan tersebut.
Pedagang di area Pasar Untung, Sumiati (35) menuturkan pengerjaan flyover sempat berhenti menjelang Lebaran atau mulai Kamis, 30 Mei 2019.
“Ya, dari menjelang Lebaran kemarin sempat libur,” ungkapnya.
Menurutnya pembangunan flyover di ruas jalan tersebut berjalan lancar.
“Kalau pengerjaannya saya lihat lancar. Ini saja Selasa malam beberapa alat berat sudah mulai berdatangan,” ungkapnya.
Terkait arus lalu lintas, sampai dengan sekarang Sumiati mengaku masih lancar dan tidak ada kemacetan yang berarti.
“Tidak tahu kalau anak sekolah sudah mulai aktif, tapi biasanya pekerja mulai kerja pukul 09.00 WIB,” jelas Sumiati.
Selain itu juga penutupan arus lalulintas menuju seberang antara dua jalan masih dibatasi, sehingga bagi pengendara yang melintas dari Jalan Untung maupun RA. Basyid harus melalui rute memutar jalur kiri, untuk dapat ke seberang jalan.
Area pengerjaan flyover terpagar balok-balok semen yang mengelilingi kawasan proyek, sehingga masyarakat tidak dapat lalu-lalang di sana.(sb)