Pembangun Underpass-Flyover, Dishub Bandar Lampung Rekayasa Lalulintas
BANDARLAMPUNG (LAMPUNGINSTA) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandar Lampung melakukan rekayasa pengalihan arus lalulintas di simpang Jalan Urip Sumoharjo-Jalan Ki Maja, Kedaton, yang hanya bisa dilintasi kendaraan kecil.
Hal ini merupakan simulasi persiapan pembangunan underpass dan flyover di kawasan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandar Lampung, Ahmad Husna, mengungkapkan, rekayasa pengalihan arus itu juga terkait rapat Operasi Ketupat sebelum Lebaran, yang dilaksanakan jajaran pemerintah dan kepolisian Kota Bandar Lampung.
Menurutnya, sesuai perintah wali kota Bandar Lampung jika simpang tiga Jalan Urip Sumoharjo dan Ki Maja itu dibuat rekayasa, sehingga laju kendaraan lancar, tidak ada stagnasi dan pemberhentian panjang di wilayah tersebut.
“Saya harap kepada masyarakat mengikuti rekayasa di sana,” kata Husna, usai rotasi 77 pejabat eselon 3 dan 4 di Pemkot Bandar Lampung, Jumat, 14 Juni 2019.
Dijelaskan, rekayasa tersebut juga merupakan salah satu bagian simulasi dalam persiapan pembangunan flyover dan underpass di Jalan Urip Sumaoharjo, tepatnya di atas dan bawah rel Kereta Api.
“Mungkin juga ini ujicoba kita untuk persiapan pak wali kota yang akan membuat flyover dan underpass di jalan tersebut,” jelasnya.
Saat ini, Dishub Bandar Lampung masih fokus di Jalan Urip Sumoharjo. Sedangkan untuk di beberapa titik lainnya yang rawan macet, akan disesuaikan dengan keadaan jalan dan rambu-rambu lalu lintasnya.
“Yang lain belum. Sampai saat ini baru satu titik itu yang kita rekayasa,” kata Husna.
Kendaraan dari Jalan Ki Maja yang akan melintasi rel di Jalan Urip atau wilayah tersebut, harus berbelok kiri dahulu mengitari taman, kemudian belok kanan. Tidak ada crossing secara langsung.
“Begitu pula yang dari Jalan Urip ke arah Ki Maja, melewati taman dulu baru berbelok kanan bawah, tidak langsung. Yang dari arah rel mau masuk ke Jalan Pajajaran turun dulu sedikit melalui tanaman, baru belok kanan dari bawah,” paparnya.
Pengalihan ini menghindari empat titik crossing, dari Jalan Ki Maja ke Jalan Urip, dari Jalan Urip menuju Jalan Ki Maja, dari arah rel Kereta Api Urip hendak ke Jalan Padjajaran, serta dari Jalan Padjadjaran ke arah rel Kereta Api Jalan Urip.
“Kita menghindari crossing. Kalau satu titik crossing ada lima mobil, jadi 20 mobil yang bisa diantisipasi sehingga tidak adanya stagnasi. Mudah-mudahan tidak ada crossing lagi, sehingga semuanya jalan secara perlahan,” jelas Husna.(ton)