Site icon lampunginsta.com

Hari Sumpah Pemuda Ke-91, Jadi Tonggak Sejarah Bangsa

WAY KANAN (LAMPUNGINSTA)- Sumpah Pemuda 1928 yang pada hari ini kita peringati ke-91 merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Satu tumpah darah, satu bangsa, satu bahasa; Indonesia, menjadi pondasi dalam membangun bangsa yang majemuk dalam bingkai Negara.

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Bupati Way Kanan Edward Antony, saat membuka kemah kebangsaan dan dialog kebangsaan yang diselenggarakan oleh PD Way Kanan, bertempat di SD N 5, Blambangan Umpu Jum’at, (25/10/2019).
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 91 Tahun.

Moment kemah dan dialog Kebangsaan ini tambah Edward Anthony, kiranya dapat dijadikan sebagai pembangkit semangat, membangun kesadaran kita untuk semakin memahami empat pilar kebangsaan yang merupakan dasar dan acuan bagi kita semua dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, “hidup berdampingan dengan rukun dalam bingkai NKRI.

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-undang dasar negara RI 1945 sebagai konstitusi negara dan ketetapan MPR NKRI sebagai bentuk negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,”kata Edward Anthoni.

Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, walaupun kita berbeda latar belakang suku, budaya dan agama namun merupakan satu kesatuan yang utuh. Tidak menjadikan perbedaan itu sebagai pemecah belah, melainkan memandangnya sebagai sebuah kekuatan, modal dasar, dan keharmonisan sebagaimana “kita melihat sebuah pelangi yang terdiri dari beberapa warna yang berbeda namun perbedaan itu membuat pelangi itu indah dipandang mata. Dan filosofi pelangi inilah yang menjadi filosofi Kabupaten Way Kanan yang didalamnya hidup dan berdiam berbagai suku, agama dan budaya.”tegas Edward.

Kemajuan teknologi informasi, terutama melalui media sosial, tidak saja membawa kemajuan, melainkan juga membawa pengaruh negatif. Perang wacana, narasi, agitasi dan propaganda turut membawa derasnya arus informasi yang tidak bisa dibendung.

Oleh karena itu, perlunya memantapkan kembali ideologi Pancasila ke dalam sanubari setiap anak bangsa. Setidaknya, ada empat jalur utama yang bisa dilakukan untuk mencegah sisi negatifnya yakni, pertama, melalui jalur regulasi dimana perlunya UU Pemantapan Ideologi Pancasila, Kedua, melalui jalur kebijakan yang saat ini sedang dan terus dilakukan, dimana setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai Pancasila.

Ketiga, melalui jalur edukasi dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal, non formal dan informal. Keempat, jalur media sosial sebagai sarana sosialisasi pemantapan ideologi Pancasila. (Kang Dedi)